Lewat buku yang dikemas eksklusif, setebal three hundred halaman, dan diterbitkan oleh Afterhours Reserve ini, Bondan ‘memproklamasikan’ bahwa kecap manis merupakan pusaka kuliner asli Indonesia.
Berbekal kreativitas dan keuletan usaha yang digelutinya ini berkembang pesat. Bahkan saat ini setiap harinya Bu sumiati memerlukan 7 kwintal bahan baku gula untuk meladeni permintaan pasaran yang terus bertambah.
Rendang hidangan daging khas Indonesia menjadi favorit banyak orang karena menggunakan bumbu rempah-rempah dan memasaknya selama berjam-jam.
Rawon adalah sup daging sapi khas Jawa Timur yang terkenal dengan kuah hitamnya yang berasal dari buah kluwek. Sup ini dimasak perlahan dengan berbagai rempah seperti daun jeruk, serai, jahe, dan cabai, memberikan rasa yang kaya dan kompleks.
Lutfi tak keberatan dibilang ‘tak bisa hidup tanpa kecap’. Sejak masih kecil di Bandung, dia menuturkan, kecap manis sudah jadi menu wajib di atas meja makan di rumahnya.
Begitu istimewa kuliner ini karena memiliki rasa gurih efek santan, pedas dari olahan bumbu rempah pilihan. Olahan spesial ini, biasanya digunakan sebagai teman nasi saat sarapan maupun makan siang.
Dia termasuk penggemar sangat serius kecap. Tak cuma harus makan dengan kecap, dia juga kolektor botol kecap dari pelbagai daerah di Indonesia dan membuat weblog khusus kecap-kecap asli Indonesia, Wikecapedia.
Rasa manis, gurih dengan aroma yang khas serta memiliki harga jual yang sangat terjangkau, menjadi alasan tersendiri bagi masyarakat menengah ke bawah untuk bertahan dengan kecap buatan Bu Sumiati ini.
Menariknya, kecap produksi Soedjono ini awalnya diberi nama label Badak, namun setelah berproduksi selama lima tahun, kecap tersebut banyak klik disini dipalsukan dan akhirnya diganti dengan label Zebra.
Apa daya, di dapur Istana hanya ada sepiring nasi goreng yang sudah dingin dan dua butir telur. Bung karno hanya terbahak mendengar penuturan pelayan Istana bahwa hanya ada nasi goreng dan telur di dapur Istana.
Pedagang tersebut mengenalkan kecap dari negarnya dan kedelai yang merupakan bahan baku kecap. Namun, kecap yang dibawa pedagang asal Tiongkok itu tidak memiliki rasa manis yang kita kenal seperti sekarang ini.
“Ke depan kita mesti desain di satu wilayah dengan pemda, di situ proses hulu sampai hilir. Tinggal kita atur pembiayaannya dari swasta atau negara yang hadir,” urainya.
Meskipun demikian, Kuba, seperti negara komunis lainnya, tidak mentoleransi perbedaan pendapat dalam ruang politiknya. Kontrol yang ketat terhadap kebebasan berpendapat tetap menjadi ciri khas dari sistem politik Kuba.
“Kecap manis adalah hadiah dari pendatang Cina untuk tuan rumah. Dan karena ia lahir di Nusantara, maka kita bisa berbangga hati menyebut kecap manis adalah produk asli Indonesia. Kecap manis benar-benar permata di warisan kuliner Indonesia.”